FIREWALL
& IPTABLES
1 DEFINISI
DARI FIREWALL
Firewall
adalah sebuah bagian dari sistem komputer atau jaringan yang didesain untuk
memblok atau mengijinkan sebuah jaringan lain untuk mengakses jaringan kita.
Firewall bisa berbentuk hardware atau software atau pun kombinasi dari
keduanya. Firewall digunakan untuk melindungi jaringan kita dari
jaringan-jaringan yang berpotensi menimbulkan bahaya ke dalam sistem kita.
Seluruh pesan yang masuk atau meninggalkan jaringan kita melalui firewall akan
dicek setiap pesan dan memblok setiap pesan yang tidak memenuhi kriteria yang
telah kita tetapkan di dalam firewall.
Gambar diatas
merupakan Ilustrasi mengenai Firewall dalam sebuah jaringan komputer.
Firewall
merupakan perangkat jaringan yang berada di dalam kategori perangkat Layer 3 (Network layer) dan Layer 4
(Transport layer)
dari protocol 7 OSI layer. Seperti diketahui, layer 3 adalah layer yang
mengurus masalah pengalamatan IP, dan layer 4 adalah menangani permasalahan
port-port komunikasi (TCP/UDP). Pada kebanyakan firewall, filtering belum bisa
dilakukan pada level data link layer atau layer 2 pada 7 OSI layer. Jadi dengan
demikian, sistem pengalamatan MAC dan frame-frame data belum bisa difilter.
Maka dari itu, kebanyakan firewall pada umumnya melakukan filtering dan
pembatasan berdasarkan pada alamat IP dan nomor port komunikasi yang ingin
dituju atau diterimanya. Firewall yang sederhana biasanya tidak memiliki
kemampuan melakukan filtering terhadap paket berdasarkan isi dari paket
tersebut. Sebagai contoh, firewall tidak memiliki kemampuan melakukan filtering
terhadap e-mail bervirus yang kita download atau terhadap halaman web yang
tidak pantas untuk dibuka. Yang bisa dilakukan firewall adalah melakukan blokir
terhadap alamat IP dari mail server yang mengirimkan virus atau alamat halaman
web yang dilarang untuk dibuka. Dengan kata lain, firewall merupakan sistem
pertahanan yang paling depan untuk jaringan Anda.
Keuntungan
Firewall :
- Firewall merupakan fokus dari segala keputusan sekuritas. Hal ini disebabkan karena Firewall merupakan satu titik tempat keluar masuknya trafik internet pada suatu jaringan.
- Firewall dapat menerapkan suatu kebijaksanaan sekuritas. Banyak sekali service-service yang digunakan di Internet. Tidak semua service tersebut aman digunakan, oleh karenanya Firewall dapat berfungsi sebagai penjaga untuk mengawasi service-service mana yang dapat digunakan untuk menuju dan meninggalkan suatu network.
- Firewall dapat mencatat segala aktivitas yang berkaitan dengan alur data secara efisien. Semua trafik yang melalui Firewall dapat diamati dan dicatat segala aktivitas yang berkenaan dengan alur data tersebut. Dengan demikian Network Administrator dapat segera mengetahui jika terdapat aktivitas-aktivitas yang berusaha untuk menyerang internal network mereka.
- Firewall dapat digunakan untuk membatasi pengunaan sumberdaya informasi. Mesin yang menggunakan Firewall merupakan mesin yang terhubung pada beberapa network yang berbeda, sehingga kita dapat membatasi network mana saja yang dapat mengakses suatu service yang terdapat pada network lainnya.
Kelemahan
Firewall :
- Firewall tidak dapat melindungi network dari serangan koneksi yang tidak melewatinya (terdapat pintu lain menuju network tersebut).
- Firewall tidak dapat melindungi dari serangan dengan metoda baru yang belum dikenal oleh Firewall.
- Firewall tidak dapat melindungi dari serangan virus.
2.
IPTABLES
Iptables
merupakan aplikasi yang dibuat oleh proyek the netfilter.org. Sebelum membuat
iptables yang berjalan mulai dari linux kernel 2.4.x sampai sekarang, proyek
tersebut sudah membuat aplikasi ipchains untuk kernel 2.2.x dan aplikasi
ipfwadm untuk kernel 2.0.x. Saat ini, banyak distro-distro besar sudah
memaketkan firewall di dalam distro mereka sehingga memudahkan kita untuk
menginstal iptables ke dalam sistem kita. Pada tutorial kali ini kita akan
menggunakan distro Centos 5.4. Tutorial iptables pada artikel ini hanya
menjelaskan tentang dasar-dasar iptables saja dan aplikasi iptables pada
jaringan lokal saja.
3.
Perintah-Perintah Iptables
Untuk melihat
apakah di dalam sistem kita sudah terinstal paket-paket iptables, ketikkan
perintah berikut:
# rpm -qa | grep iptables
Jika memang
belum terinstal, ketikkan perintah berikut:
# yum -y install iptables*
Agar
iptables dapat berjalan otomatis setelah restart, gunakan perintah:
# chkconfig iptables on
Untuk
melihat status iptables, gunakan perintah:
# service iptables status
Untuk
menyalakan iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables start
Untuk
mematikan iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables stop
Untuk
merestart iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables restart
Sebelum
melangkah lebih lanjut, pastikan firewall di sistem kita di enable yaitu dengan
cara ketik setup lalu pilih Firewall configuration. Setelah itu,
pada bagian Security Level beri
tanda bintang pada item Enabled
lalu pilih tombol OK.
· Sintaks Iptables
Secara umum,
sintaks iptables dapat dituliskan seperti berikut:
# iptables [-t table] command [match] [target/jump]
Penjelasan
dari sintaks di atas dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Table
IPTables
memiliki beberapa buah tabel yaitu NAT, MANGLE, dan FILTER. Penjelasannya
adalah:
a. Table Mangle: tabel yang bertanggung jawab untuk melakukan penghalusan (mangle) paket seperti merubah quality of service (QOS), TTL, dan MARK di header TCP. Biasanya tabel ini jarang digunakan di lingkungan SOHO. b. Table Filter: yaitu tabel yang bertanggung jawab untuk pemfilteran paket. Tabel ini mempunyai 3 rantai (chain) yaitu:
1. Rantai Forward yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang akan ke server yang dilindungi oleh firewall. Rantai ini digunakan ketika paket-paket datang dari IP Publik dan bukan dari IP lokal.
2. Rantai Input: yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang ditujukan ke firewall.
3. Rantai Output: yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang berasal dari firewall.
c. Tabel NAT: yaitu rantai yang bertanggung jawab untuk melakukan Network Address Translation (NAT). NAT yaitu mengganti field asal atau alamat tujuan dari sebuah paket. Pada tabel ini terdapat 2 rantai, yaitu:
1. Rantai Pre-Routing: Merubah paket-paket NAT dimana alamat tujuan dari paket-paket tersebut terjadi perubahan. Biasanya dikenal dengan destination NAT atau DNAT.
2. Rantai Post-Routing: Merubah paket-paket NAT dimana alamat sumber dari paket-paket tersebut terjadi perubahan. Biasanya dikenal dengan source NAT atau SNAT.
a. Table Mangle: tabel yang bertanggung jawab untuk melakukan penghalusan (mangle) paket seperti merubah quality of service (QOS), TTL, dan MARK di header TCP. Biasanya tabel ini jarang digunakan di lingkungan SOHO. b. Table Filter: yaitu tabel yang bertanggung jawab untuk pemfilteran paket. Tabel ini mempunyai 3 rantai (chain) yaitu:
1. Rantai Forward yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang akan ke server yang dilindungi oleh firewall. Rantai ini digunakan ketika paket-paket datang dari IP Publik dan bukan dari IP lokal.
2. Rantai Input: yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang ditujukan ke firewall.
3. Rantai Output: yaitu rantai yang memfilter paket-paket yang berasal dari firewall.
c. Tabel NAT: yaitu rantai yang bertanggung jawab untuk melakukan Network Address Translation (NAT). NAT yaitu mengganti field asal atau alamat tujuan dari sebuah paket. Pada tabel ini terdapat 2 rantai, yaitu:
1. Rantai Pre-Routing: Merubah paket-paket NAT dimana alamat tujuan dari paket-paket tersebut terjadi perubahan. Biasanya dikenal dengan destination NAT atau DNAT.
2. Rantai Post-Routing: Merubah paket-paket NAT dimana alamat sumber dari paket-paket tersebut terjadi perubahan. Biasanya dikenal dengan source NAT atau SNAT.
2. command
command pada
baris perintah iptables yang akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap
lanjutan sintaks perintah. Berikut adalah beberapa command pada iptables:
command
|
Deskripsi
|
-A
(–append)
|
Menambah
aturan pada akhir rantai sehingga akan dieksekusi terakhir
|
-D
(–delete)
|
Menghapus
sebuah aturan pada rantai yang dilakukan dengan cara menyebutkan secara
lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan nomor baris
dimana perintah akan dihapus
|
-I
(–insert)
|
Memasukkan
aturan pada sebuah baris rantai. Berbeda dengan perintah append, perintah insert
akan menempati baris yang dimaksud dan aturan awal yang menempati baris
tersebut akan digeser ke bawah
|
-L (–list)
|
Menampilkan
semua aturan pada sebuah tabel. Perintah ini akan dikombinasikan dengan opsi
-v (verbose), -n (numeric), -x (exact), dan –line-number
|
-F (–flush)
|
Mengosongkan
aturan pada sebuah chain
|
-N
(–new-chain)
|
Membuat
rantai baru
|
-X
(–delete-chain)
|
Menghapus
rantai yang disebutkan
|
-E
(–rename-chain)
|
Merubah
suatu nama rantai
|
-P
(–policy)
|
Membuat
kebijakan default pada sebuah rantai
|
-p
(–protocol)
|
Mengecek
tipe protokol tertentu. Tanda inverse(!) berarti kecuali. Misalnya protocol !
tcp berarti kecuali tcp
|
-s
(–source)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan alamat IP asal. Bisa berbentuk alamat tunggal
(mis:192.168.0.1) atau alamat network (mis:192.168.0.0/255.255.255.0 atau
192.168.0.0/24)
|
-d
(–destination)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan alamat tujuan
|
-i
(–in-interface)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan interface dimana paket datang dan berlaku pada rantai
INPUT, FORWARD, dan PREROUTING
|
-o (–out-interface)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan interface dimana paket keluar dan berlaku pada rantai
OUTPUT, FORWARD, dan POSTROUTING
|
–sport
(–source-port)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan port asal(bisa dilihat di /etc/services). Perintah ini bisa
digunakan untuk range port tertentu. Misal range antara port 22 sampai 80
bisa ditulis –sport 22-80. Jika –sport :80 berarti paket dengan port 0-80.
Jika –sport 1024: berarti paket dengan port asal 1024-65535
|
–dport
(–destination-port)
|
Mencocokkan
paket berdasarkan port tujuan. Penggunaannya sama dengan –sport
|
–syn
|
Memeriksa
apakah flag SYN di set dan ACK dan FIN tidak di set. Perintah ini sama dengan
kita menggunakan match –tcp-flags SYN,ACK,FIN SYN. Paket dengan perintah
tersebut digunakan untuk melakukan request koneksi TCP yang baru terhadap
server
|
-m mac
-mac-source
|
Melakukan
pencocokan paket berdasarkan MAC source address
|
-m
multiport –source-port
|
Mendefinisikan
port atau port range lebih dari satu
|
-j (–jump)
|
Perlakuan
yang diberikan terhadap paket-paket yang memenuhi kriteria. Setelah perintah
ini ada beberapa opsi yaitu:
ACCEPT: akan mengijinkan paket DROP: akan menolak paket REJECT: akan menolak paket. Berbeda dengan DROP, REJECT akan memberitahukan error kesalahan kepada user pengirim sedangkan DROP tidak memberitahukan error kesalahan. Opsi untuk REJECT adalah icmp-net-unreachable, icmp-host-unreachable, icmp-port-unreachable, icmp-proto-unreachable, icmp-net-prohibited, dan icmp-host-prohibited. Namun untuk menggunakan opsi-opsi tersebut harus diawali dengan –reject-with RETURN: akan membuat paket berhenti melintasi aturan-aturan pada rantai dimana paket tersebut menemui target RETURN MIRROR: fungsi utamanya adalah membalik source address dan destination address. Misalnya PC A menjalankan target RETURN kemudian komputer B melakukan koneksi http ke komputer A, maka yang muncul adalah pada browser adalah website komputer B itu sendiri LOG: digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa digunakan adalah debug, info, notice,warning, err, crit, alert dan emerg. perintah -j LOG –log-prefix digunakan untuk memberikan string yang tertulis pada awalan log, sehingga memudahkan pembacaan log tersebut. SNAT Target: Berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source Network Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel NAT pada rantai POSTROUTING, dan hanya disinilah rantai POSTROUTING. Jika paket pertama dari sebuah koneksi mengalami SNAT, maka paket-paket berikutnya dalam koneksi tersebut juga akan mengalami hal yang sama DNAT Target: Digunakan untuk melakukan translasi field alamat tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket yang memenuhi kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel NAT pada rantai PREROUTING dan OUTPUT atau rantai buatan yang dipanggil oleh kedua rantai tersebut MASQUARADE Target: Target ini bekerja dengan cara yang hampir sama seperti target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option –to-source. Target ini memang ini didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang tidak tetap seperti dial-up atau DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang berubah-ubah. Target ini hanya bekerja untuk tabel NAT pada rantai POSTROUTING REDIRECT Target: Digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke mesin itu sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang menuju suatu port tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal ini sangat berguna untuk membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan transparent proxy. Contohnya kita ingin mengalihkan semua koneksi yang menuju port http untuk memasuki aplikasi http proxy misalnya squid. Target ini hanya bekerja untuk tabel NAT pada rantai PREROUTING dan OUTPUT atau pada rantai buatan yang dipanggil dari kedua rantai tersebut. |
Memang banyak
sekali dan bisa menjadi sangat sangat kompleks teknik konfigurasi iptables.
Pada kesempatan ini kita hanya mencoba melakukan konfigurasi firewall /
iptables yang sederhana saja.
4.
ALUR PAKET
DATA
membahas
prinsip dasar firewall iptables, mengelola akses internet berdasarkan
alamat IP,port aplikasi dan MAC address. Firewall IPTables packet filtering
memiliki tiga aturan (policy), yaitu:
·
INPUT
Mengatur paket data yang memasuki firewall dari arah intranet maupun internet. kita bisa mengelolakomputer mana saja yang bisa mengakses firewall. misal: hanya komputer IP 192.168.1.100 yang bisa SSHke firewall dan yang lain tidak boleh.
Mengatur paket data yang memasuki firewall dari arah intranet maupun internet. kita bisa mengelolakomputer mana saja yang bisa mengakses firewall. misal: hanya komputer IP 192.168.1.100 yang bisa SSHke firewall dan yang lain tidak boleh.
·
OUTPUT
Mengatur paket data yang keluar dari firewall ke arah intranet maupun internet. Biasanya output tidak diset,karena bisa membatasi kemampuan firewall itu sendiri.
Mengatur paket data yang keluar dari firewall ke arah intranet maupun internet. Biasanya output tidak diset,karena bisa membatasi kemampuan firewall itu sendiri.
·
FORWARD
Mengatur paket data yang melintasi firewall dari arah internet ke intranet maupun sebaliknya. Policy forward paling banyak dipakai saat ini untuk mengatur koneksi internet berdasarkan port, mac address dan alamat IP Selain aturan (policy) firewall iptables juga mempunyai parameter yang disebut dengan TARGET, yaitu status yang menentukkan koneksi di iptables diizinkan lewat atau tidak. TARGET ada tiga macam yaitu:
Mengatur paket data yang melintasi firewall dari arah internet ke intranet maupun sebaliknya. Policy forward paling banyak dipakai saat ini untuk mengatur koneksi internet berdasarkan port, mac address dan alamat IP Selain aturan (policy) firewall iptables juga mempunyai parameter yang disebut dengan TARGET, yaitu status yang menentukkan koneksi di iptables diizinkan lewat atau tidak. TARGET ada tiga macam yaitu:
a.ACCEPT
Akses diterima dan diizinkan melewati firewall
Akses diterima dan diizinkan melewati firewall
b.REJECT
Akses ditolak, koneksi dari komputer klien yang melewati firewall langsung terputus, biasanya terdapatpesan “Connection Refused”. Target Reject tidak menghabiskan bandwidth internet karena akses langsung ditolak, hal ini berbeda dengan DROP.
Akses ditolak, koneksi dari komputer klien yang melewati firewall langsung terputus, biasanya terdapatpesan “Connection Refused”. Target Reject tidak menghabiskan bandwidth internet karena akses langsung ditolak, hal ini berbeda dengan DROP.
c.DROP
Akses diterima tetapi paket data langsung dibuang oleh kernel, sehingga pengguna tidak mengetahui kalau koneksinya dibatasi oleh firewall, pengguna melihat seakan – akan server yang dihubungi mengalami permasalahan teknis. Pada koneksi internet yang sibuk dengan trafik tinggi Target Drop sebaiknya jangan digunakan.
Akses diterima tetapi paket data langsung dibuang oleh kernel, sehingga pengguna tidak mengetahui kalau koneksinya dibatasi oleh firewall, pengguna melihat seakan – akan server yang dihubungi mengalami permasalahan teknis. Pada koneksi internet yang sibuk dengan trafik tinggi Target Drop sebaiknya jangan digunakan.
1. a.
Memblok paket yang datang dari sebuah IP
# iptables -I INPUT -s 192.168.0.149
-j REJECT
Peritah di
atas digunakan untuk memblok paket dari IP 192.168.0.149. Ada 2 opsi yang
digunakan sebenarnya yaitu DROP dan REJECT. Perbedaan dari keduanya adalah
kalau REJECT, perintah ini akan memblok paket namun akan memberitahukan bahwa
paket tersebut ditolak. Sedangkan kalau DROP, perintah ini akan memblok paket
namun tidak diberitahu apakah paket tersebut
b. Memblok
paket yang keluar dari sebuah IP
iptables -A OUTPUT -p tcp -d 192.168.10.2 -j DROP
2.Menutup
Port
# iptables -A INPUT -p tcp --dport 22 -j REJECT
Perintah di
atas memblok port 22 yang biasa digunakan untuk ssh
# iptables -A INPUT -p tcp -i eth0
--dport 23 -j REJECT
Perintah di
atas memblok port 22 yang biasa digunakan untuk telnet
# iptables -I INPUT -s 192.168.0.250
-p tcp --dport 23 -j REJECT
Perintah di
atas untuk memblok service telnet dari IP 192.168.0.250
3. Membuat
Dropped Log file.
iptables -A INPUT -m limit --limit 5/min -j LOG
--log-prefix "PORT 80 DROP: " --log-level 7
iptables -A INPUT -p tcp --destination-port 80 -j DROP
iptables -A INPUT -p tcp --destination-port 80 -j DROP
4.
Menghapus iptables
#
iptables -D INPUT 3
Menghapus
iptables pada tabel input di baris ke 3
# iptables -F
Menghapus
seluruh iptables
# iptables -F FORWARD
0 komentar:
Posting Komentar